Cast:
Marc Marquez
Kichida Caroline
Alex Marquez
Genre:
Romance, Drama, Brothership, Friendship dan sekena nya =D muehehehe~
Rating:
PG-13
Author:
@azharasrwt
Soundtrack:
ROAR - Katty Perry
If Ain't Got You - Alicia Keys
Heart Attack - Demi Lovato
and other ^^v
Disclaimer:
cerita ini gak co-pas... murni hasil karya author... no bashing!!! remember this>>> Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, nama, dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesamaan. *apaansihraa* -___- ahahah ya udah lah yaa~ Don't Take It Serious~~~
yakin, kali ini gak ada lagi yang typo ^^v
Hope You Like It =)
~HAPPY READING~
“hah,
awal bulan. Aku harus balik ke Madrid dan ninggalin istana kecilku ini.” Aline
sudah mengemasi pakaian dan semua perlengkapannya. Untuk terakhir kalinya ia
memandangi seisi rumah kecilnya yang sudah 10 bulan ia tempati.
*TIIIIIIIINNNNNNN…….*
Suara klakson mobil terdengar dari
luar. Sepertinya Marc sudah siap menjemput Aline.
“MARC….” Teriak Aline
menghampiri Marc dan langsung memeluknya.
“ALINE….” Marc langsung pasang badan.
“marc, aku pasti bakal kangen berat sama Indonesia.” Tangan Aline masih memeluk
Marc erat.
Marc langsung mencium kening Aline
sambil mengusap rambutnya. “aku juga sama lin. Disini terlalu banyak
kenangannya lin.”
“oh iya
marc. Kita harus cepat. Kalo nggak nanti kita ketinggalan pesawat.” Ujar Aline melepas
pelukannya dari Marc.
“kamu
tenang aja sih. Aku udah bikin prediksi kalo jalanan gak bakal macet. Lagian,
masih lama banget kok. Mending kita cari makan dulu.” Kata Marc.
“sok tau.
Kalo tiba-tiba macet gimana? Tapi, aku juga laper nih. Makan apa ya?” Tanya
Aline.
“kamu mau
nya makan apa? Aku traktir nih.” Marc berbalik tanya.
“apaan
ya??? Aku mau soto betawi.” Jawab Aline nyengir.
“astaga.
Aline, kita lagi di Bali bukan di Monas. Mana ada soto betawi di deket sini.”
Sahut Marc bingung.
“oh
yaudah. Kalo gitu aku mau rendang aja. Rumah makan padang pasti masih ada di
deket sini.”
“hah,
terserah kamu aja deh lin.” Marc pasrah dengan kemauan Aline. Marc membukakan
pintu mobil dan mempersilahkan Aline masuk. Aline hanya tersenyum manis melihat
kelakuan pacarnya. Marc juga masuk kedalam mobil. Mereka berdua duduk bersama
di belakang.
Tak lama di perjalanan, Aline
melihat ada rumah makan padang yang cukup besar.
“pak,pak,pak berenti….”
Seketika supir nya kaget karena dengar teriakan Aline.
“udah
sampe lin. Dimana?” Tanya Marc tidak sabar karena perut nya mulai keroncongan.
Aline
mendekatkan telinganya ke arah perut Marc.
“ahahahaha….. cacing nya Marc udah
pada laper.” Aline tertawa geli mendengar bunyi aneh yang berasal dari perut
Marc.
“enak aja
cacing. Emangnya aku cacingan apa?” Tanya Marc mencubit pipi Aline.
“aduh,
aduh. Sakit pipiku marc. Ya udah, ayo turun.” Marc dan Aline langsung masuk ke
dalam rumah makan itu dan menempati meja kosong. Mereka berdua duduk saling
berhadapan.
“kamu yang pesan sana. Aku gak ngerti ngomongnya kayak gimana.”
Ujar Marc.
“beres.
Tenang aja. Lagian 10 bulan di Indonesia, masa masih gak ngerti bahasa
Indonesia. Kamu mau apa?” Tanya Aline.
“hmm,
daging yang waktu itu kamu bikin. Dang….dangg..danggg… duh apa sih namanya?” Tanya
Marc menggaruk kepalanya karena bingung.
“rendang
kan maksudnya?” Tanya Aline lagi.
“nah, iya itu dia. Rendang. Aku pesan rendang.”
Jawab Marc tersenyum.
“sama
dong. Aku juga pesan rendang. Tunggu bentar ya.” Aline meninggal kan Marc dan
tiba-tiba ide jail itu muncul di otak Aline.
“uda,
pesan rendang 2. Tapi yang satu sambel nya langsung di campur sama bumbunya ya.
Biar pedes banyakin ya sambel nya. Terus, yang satunya lagi gak usah terlalu
pedes. Buruan ya uda.” Kata Aline sambil melirik ke arah Marc. Aline kembali ke
tempat duduknya. Sepertinya Marc tidak tahu apa yang direncanakan Aline.
“alex
rajin banget. Jam segini udah nyampe bandara.” Kata Marc sambil memainkan
iphone nya.
“hahahha…tumben
ya.” Sahut Aline singkat karena masih membayangkan ekspresi Marc nanti saat
menyantap rendang setan ala uda rumah makan padang. Pesanan pun datang. Marc
langsung mengambil sendok dan garpu. Aline yang melihat Marc hanya bisa
ternganga.
(“hah?
Kok marc gak kepedesan sih? Dia kan gak suka pedes. Hmm, ini mah emang dia yang
kelaperan.”) ujar Aline dalam benaknya.
Aline
ikut menyantap menu yang sudah ia pesan. Tapi masih dengan tatapan heran nya
pada Marc.
“enak marc?” Tanya Aline.
“iya enak
banget.” Aline masih diam terpaku menunggu reaksi pacarnya itu. Marc mulai menyeka
keringat nya yang perlahan mulai turun dari pelipis dan keningnya.
“huh..hah..huh… kok jadi pedes banget ya?”
Tanya Marc kepedesan.
“emang
pedes ya? Iya nih, punya aku juga pedes banget. Huh..hah…huh..” jawab Aline
pura-pura gak tahu dan sok ikut-ikutan kepedesan.
“hmm, mau
minum gak. Aku ambil di mobil dulu ya. Soalnya minuman nya abis tadi kata abang
nya.” Lanjut Aline.
“gak usah
lin. Aku masih kuat. Huh..hah..huh..” marc berusaha tetap kuat di depan Aline
padahal rasa pedes itu udah memuncak. Mungkin akan berakhir dengan diare atau
semacamnya. Aline menatap Marc dengan wajah tanpa dosa dan berusaha menahan
tawa.
“serius?
Ini aku ambilin air nya dulu ya?” Aline mulai panik karena takut pacarnya itu
kenapa-napa.
“enggak,enggak.
Aku kuat lin. Aku kan cowo sejati." Marc masih berusaha menahan rasa pedas
nya. Aline mulai panik dan langsung mengambil air minum di mobil nya.
“nih,
minum dulu deh. Dari pada kenapa-napa.” Aline memberika sebotol air dingin.
Tanpa basa-basi lagi Marc meraih botol itu dan langsung meminumnya. Air yang
terisi penuh di botol seketika habis ia minum.
“mana?
Katanya kuat? Buktinya itu air langsung abis.” Ujar Aline meledek.
“astaga
lin, itu tadi rendang nya pedes parah ya. Gilaaaa, itu cabenya ada berapa sih?”
Marc masih kepedesan.
“gak tau.
Emang nya yang bikin rendang nya aku apa? Lagian, namanya juga masakan padang.
Mana ada yang gak pedes marc?”
“aku gak
tau. Aku bukan orang padang. Aku orang Spanyol.” Jawab Marc dengan wajah datar
tanpa ekspresi.
Marc
mendekatkan wajahnya ke wajah Aline.
“nah, gimana kalau kita udah nikah nanti,
terus kamu tinggal di spanyol kita buka usaha rumah makan padang aja.” Marc
bicara dengan nada bercanda.
“hah?
Gila… ye keleus di spanyol ada rumah makan padang. Mana laku jelek!” ujar Aline
bercanda.
“ye
keleus? Apaan tuh? Korban sinetron pasti nih.”
“kamu aja
yang kudet.” Sahut Aline menjulurkan sedikit lidahnya.
“kudet???
Apa lagi sih itu?” Tanya Marc bingung karena Aline mulai menggunakan bahasa
yang asing di telinga Marc. Yap, Marc menyebutnya BAHASA PLANET MARS. Walaupun
sebenarnya Marc juga gak tau bahasa planet mars itu kayak gimana.
“abaikan
lah.” Jawab Aline mulai unmood. Marc semakin mendekatkan wajahnya ke wajah
Aline. Sepertinya sedikit lagi Marc akan mencium Aline. Aline langsung menutup
wajah Marc dengan kedua tangannya.
“heh? Mau
ngapain?” Tanya Aline kaget.
“ihh…
kamu ngapain ngerauk muka aku. Untung tangan kamu gak ada cakarnya.” Jawab
Marc. Sepertinya Aline tau apa yang di inginkan Marc.
“jangan disini
marc. Ini tempat umum.” Kata Aline berbisik. Marc mengerti. Ia hanya
menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
*****
Aline dan Marc sampai di bandara.
Terlihat dari kejauhan sepertinya Alex sedang menunggu seseorang. Marc langsung
berlari menuju adiknya itu.
“eh, akhirnya lu dateng juga. Lama banget sih?”
Protes Alex.
“iya sorry, gue tadi breakfast bareng gitu deh sama pacar
kesayangan.” Jawab Marc nyengir.
“breakfast bareng sih boleh aja marc, tapi
pikirin perasaan adik juga kali.” Sambung Alex kesal.
“terus siapa aja yang
udah dateng?” Tanya Marc sambil menoleh kiri kanan.
“yang gue liat tadi ada
pol, doni tata, Jorge, maverick. Udah, mereka doang yang gue liat.” Jawab Alex.
“marc,
kok aku di tinggal sendiri?” Tanya Aline menggembungkan pipinya. Marc langsung
memeluk Aline dan meninggalkan Alex.
“duh,nasib jadi jones begini banget ya.”
Gumam Alex dalam hati.
*****
Marc duduk tepat disebelah kiri
Aline. “marc, aku kadang-kadang suka mabuk udara gitu kalo naik pesawat.” Kata
Aline.
Marc menggenggam pergelangan tangan Aline. “gak akan mabuk. Kamu tidur
aja. Kalo tidur pasti gak akan mabuk.” Ujar Marc.
Pesawat pun lepas landas.
Entah kenapa tiba-tiba wajah Aline terlihat agak cemas dan khawatir. “kamu
kenapa lin? Kok kayaknya khawatir gitu?” Tanya Marc yang ikut-ikutan cemas
karena melihat ekspresi pacarnya yang tidak biasa.
(“ya tuhan, aku ingat
kejadian beberapa tahun yang lalu. Karena pesawat. Karena kejadian itu yang
menewaskan kedua orang tua ku.”) benak Aline.
“enggak. Gak apa-apa. Aku tidur
ya.” Jawab Aline lirih. Aline menyandarkan kepalanya di pundak Marc dan tak
lama ia terlelap bersama Marc.
To be continue....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar