Cast:
Kichida Almaira
Dani Pedrosa
Genre:
silahkan pikirkan sendiri... author nya bingung... maklum lah baru selesai UAS ^^v
Author:
anak SMA yang pengen ketemu biasnya -,- *apaancoba
OST:
Breakaway~ Kelly Clarkson
My Immortal~ Evanescence
and other =)
Disclaimer:
ini cerita gak akan co-pas. but remember this >>> Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, nama dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesamaan. =D *sinetronbangat* berusaha biar gak typo lagi ^^
Hope You Like It=D
~HAPPY READING~
Dani’s POV
Entah
kenapa bayangan wajah Alma tiba-tiba menghantui pikiran ku. Terakhir saat aku
tau bahwa Alma sudah menjadi pacar Alvaro, aku berusaha untuk melupakannya. Ya,
mungkin perasaan itu sempat hilang tapi rasa itu datang lagi tanpa alasan yang
pasti. Beberapa hari yang lalu disaat sedang bosan tak sengaja aku melihat
berita di TV kalau Alma dan Alvaro telah mengakhiri hubungannya.
Siapa sih yang
gak kenal sama cewek cantik ini???? Runner-up ajang pencarian bakat di Spanyol
yang rating acaranya sangat tinggi???? Kichida Florentina Almaira. Sontak
berita itu membuat aku kaget. Setelah berita itu tersiar, perasaan ku biasa
saja. Tapi, kok rasanya aku ingin sekali bertemu dengan Alma. Aku ingin melepas
rindu dengannya. Kalau bisa, aku juga ingin bertemu teman-teman lama ku sewaktu
masih di Senior High School. Aku mencoba mengirim text lewat kik. Ternyata,
username Alma masih aktif digunakan. Aku juga tak menyangka kalau Alma menerima
ajakan ku untuk bertemu. Berdua, ya hanya berdua saja.
Aku
ini orang yang terkenal sangat telat. Sewaktu di Senior High School juga aku
mendapat angket ter-telat. Walau begitu, aku tetap bangga dengan angket
angkatan itu. Aku dan Alma akhirnya setuju untuk bertemu di salah satu
restaurant di Madrid. Yap, aku sengaja mencari tempat yang tidak terlalu jauh
dari rumah. Apalagi kalau bukan agar tidak telat lagi.
“jangan telat lagi ya daniiiii….” Ucapnya
lewat kik.
Aku tidak tau apa yang aku rasakan
sekarang. Senang,bahagia, takut dan yang lainnya semua menjadi satu. Awalnya
agak susah menentukan kapan waktu untuk bertemu. Akhirnya, Alma memilih hari Minggu.
Yaa, untuk orang se-tenar Alma yang jadwalnya padat, sibuk. Kalau kemana-mana
pasti susah. Belum lagi harus didampingi pengawal yang berbadan besar itu.
“kamu yakin, keluar rumah tanpa
pengawal-pengawal mu?” Tanya ku seraya bercanda.
“berlebihan deh. Biasa aja kali.” Jawabnya
enteng.
Aku ragu, fans nya Alma itu gak sedikit.
Sama seperti ku. Tragedi pipi ku yang merah karena dicubit fans. Uhh, rasanya
itu hal yang paling menyebalkan. Sakitnya sampai 3 hari. Oke, kembali ke topik.
Dani’s POV end
***
Alma’s POV
*phone ringing*
Hah!
Gak tau apa orang lagi capek, baru pulang show. Kalau kalian pikir jadi
entertainer itu menyenangkan, ahahaha salah banget. Iya sih, dulu aku juga
mikirnya kalau jadi orang terkenal itu enak. Kemana-mana di kenal orang.
Makanya bibi Pat menyarankan aku untuk mengikuti ajang pencarian bakat itu.
Apalagi, karena bibi Pat tau, darah seni yang mengalir dari tubuh ibu ku ikut
mengalir dalam tubuh ku juga. Dari mulai audisi 1, 2, 3 sampai grand final. Dan
akhirnya aku menjadi runner-up nya.
“hola! Alma.” Aku kaget. Daniiiii…..
iyaaa…. Dani yang mengirim kik. Aku juga baru sadar kalau akun kik milik ku itu
belum aku non-aktifkan.
“astaga. Ini benar dani bukan sih?”
tanyaku bingung. Gimana enggak, Dani itu kan rider MotoGP yang terkenal.
Terkenal dengan julukan Rider imut, kece, ganteng sepanjang masa. Ingat! Itu
julukan, bukan aku yang ngomong.
“iya ini aku dani. Akun kik mu masih aktif?”
Tanya nya yang semakin membuat rasa penasaran ku menjadi-jadi.
“iya masih aktif. Tapi cepat atau lambat
aku akan me non-aktifkan nya. Hahahha.” Jawab ku sedikit bercanda.
“aku ingin bertemu dengan mu. Kau yang menentukan harinya.” Lanjut nya.
Hmm, orang ini berterus terang sekali. Baru saja mengirim kik. Eh, sekarang
malah ngajak ketemuan. Oh, aku bingung menentukan waktunya. Senin sampai Sabtu,
penuh. Ide itu muncul secara tiba-tiba. Minggu. Ya, hari itu benar-benar gak
ada jadwal shooting.
Tapi, bibi Pat pasti melarang keras kalau aku pergi
sendiri. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk bertemu Dani hari Minggu. Tepatnya
jam 2 siang. Masalah bibi Pat, aku akan bilang kalau aku pergi bersama
teman-teman Essentric Entertaiment. Mudah kan? Walaupun minta izin keluar rumah
sama bibi Pat itu sehidup-semati. Enggak juga sih, itu berlebihan. Ya pokoknya
minta izin sama bibi Pat itu susah. Dia terlalu tegas. Tapi, Never give up. Aku
gak akan bikin Dani kecewa.
Alma’s POV end
***
Dani’s POV
Esok
harinya. Raul menelfon ku.
“hari ini ada pemilihan mesin baru dan
yang lainnya. Pokoknya semua rider Repsol Honda harus hadir. Tanpa terkecuali,
tanpa alasan apapun!!”
oh my god. Terus gimana sama janji aku bertemu dengan
Alma???? Apa untuk bertemu dia saja aku harus bikin dia kecewa??? Gak mungkin
kan???? Aku sudah janji akan menepati janji ku tanpa telat sedikit pun.
Suuussssaaaahhhh…. Aku dan dia sama-sama sibuk. Oke, aku janji. Aku gak akan
bikin Alma nunggu lama. Aku memasuki kamar mandi dan segera bersiap-siap menuju
pusat tempat pemilihan mesin. Aku langsung menuju mobil dan mengendarainya
dengan cepat. Ya, tau sendiri Alma itu orangnya kayak gimana.
Pendiam, tapi
kalau sudah marah cerewet nya itu kayak petasan banting. Oke, tiba di tempat.
Raul langsung menghampiri ku. Jujur saja, saat pengarahan tentang mesin dan
apapun itu yang masih ada sangkutannya dengan MotoGP, aku benar-benar gak
konsen sama sekali. Yang ada di pikiran aku Cuma Alma, Alma, Alma lagi.
“hey, kau bilang semua rider repsol Honda
harus datang tanpa terkecuali. Mana marc? Bukannya dia masih di Indonesia?”
Tanya ku yang baru menyadari kalau si bocah ajaib itu tidak hadir.
“ahahaha… aku juga lupa kalau marc masih
di Indonesia. Ya karena hanya ada kau disini, yasudah lah.” Jawab nya enteng.
“hey, kenapa kayak gitu??? Raul, aku punya
janji sama orang lain. Aku janji gak akan telat buat ketemu sama dia.” Aku agak
terbawa emosi. Tapi, aku berusaha agar tidak mengeluarkan amarah ku di depan
orang banyak.
“siapa? Seorang gadis kah??? Apa dia itu
pacar mu????” Tanya nya yang terus saja meledek.
“heh, ini bukan waktunya buat bercanda ya.
Aku gak bisa lama-lama disini. 5 menit lagi aku harus pergi.” Jawab ku kesal.
“iya. Kau ingin pergi menemui gadis itu
kan??? Iya aku mengerti.”
Untuk
kali ini aku lagi gak pengen berdebat yang gak penting sama orang. Apalagi Cuma
karena hal sepele. Sudah. Aku sudah minta izin sama orang-orang di tim-ku untuk
pulang lebih dulu. Aku langsung mengendarai mobil ku dengan kecepatan tinggi.
Walaupun aku tau sangat berisiko melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya
seperti ini. Tapi, itu semua demi kau. My Sweatheart.
Dani’s POV end
***
Alma’s POV
Jam
4.00 pm. Satu hal yang aku benci dari Dani sejak dulu. Ia selalu gak bisa on
time. Dia pikir mudah menunggu selama dua jam dengan keadaan yang terik seperti
ini? Aku berusaha supaya gak bikin kamu kecewa Dani. Tapi, kamunya???? Kita
memang sama-sama sibuk kan??? Tapi, untuk sehari dan sekali aja kamu on time.
Aku juga sibuk, tapi aku tetap berusaha ngasih yang terbaik. Aku gak mau kamu
nunggu lama. Apalagi panas-panasan. Tapi, kenyataan nya malah aku yang nunggu
lama sambil panas-panasan.
Udah
panas, bikin tambah emosi aja lagi. Dan dia….. Alvaro….. Why??? Why??? Why did
you have to comeback???? Sengaja aku ngelupain semua tentang Alvaro. Aku agak
terkejut saat dia menghampiri.
“hai.” Alvaro menyapa dan membuat aku
sedikit kaget.
“ka…ka…kamuu??” sahut aku yang saat itu
benar-benar bingung. Aku kaget, kenapa Alvaro tiba-tiba bisa ada di belakang
kursi yang saat itu sedang aku tumpangi. Tapi di sisi lain aku masih memikirkan
keadaan Dani.
“iya. Kita udah lama gak ketemu kan?
Kira-kira udah berapa lama ya?” Tanya nya yang mulai sok kenal sok deket. Ihh,
apa-apaan sih orang ini. Aku bener-bener gak pengen liat mukanya lagi. Kalau
melihat mukanya itu, apalagi membayangkan nya dengan wanita gelap nya. Ihh,
rasanya ingin ku cambuk mukanya itu dengan pisau platinum.
“sedang menunggu seseorang? Siapa?
Sepertinya dari tadi kau sendirian saja?” orang ini pengen tau banget urusan
orang sih. Duh, makin bikin ancur mood aja.
“uhm,i..iya..iya… menuggu…yaa…menunggu.”
Jawab ku terbata-bata. Ihh, liat mukanya aja males apalagi ngejawab. Ya, jawab
apa adanya aja lah ya. Tak lama setelah Alvaro datang, Dani pun ikut datang
menghampiri ku.
Aku
langsung memarah-marahi nya. Bodo amat
lah walaupun itu di tempat umum sekali pun. Habisnya aku kesal. Dari zaman
Senior High School pun Dani juga sering terlambat masuk kelas. Makanya, gak
heran kalau dia selalu jadi perhatian guru sama temen-temen waktu di sekolah. Untungnya
dia cerdas, baik, ramah, berprestasi pula.
“heh,bagus ya! Kau suruh aku menunggu 2
jam disini. Kau pikir mudah menunggu 2 jam dengan keadaan terik seperti ini?”
aku terus mengomel di depan nya. Tapi, dia malah menggandeng tangan ku dan
masuk ke dalam mobil.
Dani
langsung minta maaf dan menjelaskan semua nya. Ternyata dia harus mengikuti
apalah itu namanya. Aku mana tau, pokoknya tentang mesin-mesin gitu deh. Aku
berusaha mengerti. Walaupun sebenarnya masih agak kesal. Kalau telatnya 30
menit atau 1 jam, mungkin masih bisa aku maafkan. Tapi, gimana kalau 2 jam???
Dan itu keadaannya terik banget???? Hah, ya udah lah. Toh, gak ada gunanya lagi
marah-marah. Aku ngerti dan aku paham kok. Aku maafkan. Tapi, ku harap kejadian
seperti ini jangan terulang lagi ya.
Alma’s POV end
***
Dani’s POV
Gawatttt!!!gawaaatttt!!!
udah telat 2 jam. Pasti cewek cerewet itu bakal ngomel-ngomel nih. Duh, salah
ku juga sih. Emang dasar nih si Raul. Ku pikir Marc juga ikut datang ke
pertemuan itu. Bodoh nya lagi, kenapa aku gak sadar kalau Marc itu masih di
Indonesia??? Kalau tau begitu kan, aku juga gak akan ikut pertemuan itu. Pasti
aku langsung melarikan diri.
Sampai di tempat. Katanya Alma sedang menunggu di
bangku. Sejauh mata memandang, kayaknya gak ada bangku. Aku berusaha terus
mencari Alma. Ah, itu dia. Tapi, kenapa ada si Alvaro????? Apa mereka balikan
lagi???? Duh, pikiran ku ini makin mengada-ngada aja.
Baru saja aku datang,
Alma sudah ngomel-ngomel karena kesal menunggu ku terlalu lama. Iya, kali ini
aku bikin dia kecewa. Aku langsung menggandeng tangannya dan masuk ke dalam
mobil. Aku coba jelasin semuanya dan syukurlah Alma mau mengerti.
Walaupun
keliatannya dia masih agak kesal. Dari raut wajah nya. Aku tau betul sifat
Alma. Apalagi karena aku sayang sama dia, jadi aku terus berusaha membuat dia
yakin kalau semua ini bukan murni kesalahan ku.
Jalanan yang macet membuat kami
harus menunggu cukup lama. Tidak ada percakapan yang terjadi antara aku dan
Alma. Ya, mungkin dia masih kesal dengan kejadian yang tadi. Tapi, aku berusaha
mengerti.
*****
Restaurant
ini memang selalu ramai. Sampai-sampai kami berdua tidak kedapatan tempat
duduk. Tapi aku lihat ada sepasang tempat duduk yang kosong. Saat ku beri tau
Alma dia langsung menggandeng tangan ku. Ya Tuhan, ini mimpi bukan sih????
Oh,
ini kenyataan. Senang sekali rasanya. Saat Alma menyentuh tangan ku saja, aku
senang apalagi menggandeng nya. Ahahaha…. Benar-benar kejadian yang gak akan
terlupakan. Okay, aku coba memulai percakapan dengan Alma. Daritadi dia hanya
terdiam. Seperti ada sesuatu yang sedang ia pikirkan.
*****
Hmm,
seperti nya ini waktu yang tepat buat nyatain perasaan ku sama Alma. Baiklah,
akan ku coba.
“alma, aku mau ngomong sesuatu.”
“apa?apa?” Tanya nya penasaran.
“gak jadi deh.” Jawab ku ragu.
“duh, dani kebiasaan. Dari dulu kalo
ngomong pasti setengah-setengah. Apaan sih?”
“yakin mau tau? Tapi jangan marah ya?”
sekali lagi aku meyakinkan Alma agar tidak marah.
“iya. Iya. Gak akan marah. Apaan sih?”
“hmm, aku cuma mau bilang. Aku suka sama
kamu.”
“dani lagi bercanda nih? Aduh, ini cowo ya
dari dulu kerjaan nya bercanda terus.” Alma sepertinya gak yakin sama omongan
aku.
“aku ngerti kok, mana waktu buat bercanda
sama enggak. Kamu pikir, buat nyatain perasaan aku ke perempuan yang selama ini
aku suka, itu bercanda?”
*****
Alma
terus melempar beberapa pertanyaan. Dan akhirnya, entah ini Cuma mimpi di siang
bolong atau bagaimana. Dia menerima ku. Yap, mulai sekarang aku dan Alma telah
menjadi sepasang kekasih. Dan aku berharap ini akan berlanjut. Ingat! Hanya
maut yang bisa memisahkan kita. Bukan yang lain.
Dani’s POV end
***
Alma’s POV
Aku
gak ngerti sama apa yang dipikirin Dani. Dia mau bikin aku kena serangan
jantung atau bagaimana??? Dia suka sama aku???? Aku masih gak percaya. Tapi
kalau ini memang kenyataan, terima kasih Tuhan….. Kau telah mengabulkan doa ku.
Aku juga udah lama suka sama Dani. Tapi, gak mugkin kan kalau perempuan duluan
yang nyatain perasaan nya???? Setelah aku putus sama Alvaro, aku berharap akan
dapat pasangan yang lebih baik. Dan aku yakin Dani lah orang nya. Akhirnya kami
saling melemparkan janji-janji kita dalam menjalani hubungan ini.
Ahahaha….bukan janji sih, tapi perlu bukti juga.
*****
Dani
mengantar ku pulang. Senang sekali rasanya hari ini. Kejadian yang gak akan di
lupain. Yang masih membuat ku senang adalah Dani. Dani akhirnya kamu peka juga
yaa. Dari dulu di kode-in di modus-in tapi gak peka-peka juga. Sampe sekarang
akhirnya kamu bisa peka juga. Ya Tuhan, ini keajaiban banget. Hah, ya udah lah.
Aku capek. Aku mau istirahat dulu atau mungkin tidur. Semoga mimpi-in kamu lagi
Dani.
Alma’s POV end
To be Continue.....
To be Continue.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar