Main Cast:
Dani Pedrosa
Kichida Almaira
Kichida Caroline
Marc Marquez
Support Cast:
Bibi Patricia
Genre:
Romance, Friendship, Family, Kocak, apa aja deh yaa ^^
Author:
Siti Azhara
Disclaimer:
cerita ini no co-pas dan no bashing... so, enjoy aja =D maaf ya kalo ceritanya makin gak nyambung... Author gak jago2 amat bikin FF =) jadi masih butuh banyak saran... maaf ya kalo ada yang typo ^^
Hope You Like It ^^
~Happy Reading~
“ayo turun.” Ajak Dani. Butuh waktu cukup
lama hingga akhirnya sampai di Restaurant kesukaan Alma. Dani dan Alma turun
dari mobil dan langsung masuk kedalam restaurant.
“hah, penuh. Pasti gara-gara
kesorean makanya jadi rame.” Ujar Alma sambil melihat-lihat meja mana yang
masih kosong.
“hmm,iya kesorean. Ini semua gara-gara aku kan?” Tanya Dani yang
tidak berani menatap Alma.
“hmm, udahlah. Gak semuanya salah kamu kok.” Jawab
Alma yang masih sibuk mencari meja kosong.
“itu.” Dani menunjuk ke arah meja
kosong di kanan baris ke dua dari depan.
“nah,ayo.” Alma menggandeng tangan
Dani dan berlari kecil menuju meja kosong itu. Dani sedikit bingung dengan Alma
yang langsung meraih tangan nya.
“akhirnya kita duduk juga. Gracias dani.” Alma
tersenyum manis pada Dani. Tetap dengan gaya nya yang stay cool, Dani mengambil
daftar menu yang ada di atas meja nya.
(“aku senang liat senyum itu lagi. Udah
lama dan baru sekarang aku liat gadis yang selama ini aku sayangi tersenyum
lagi.”) benak Dani.
“kau pesan apa?” Tanya Dani
“kau sendiri pesan apa?” Alma
berbalik Tanya.
“uhm, ice choco cream dan pasta mungkin. Kalau kamu?” Tanya
Dani.
“sama dengan mu.” Jawab Alma singkat.
Dani
langsung memanggil pelayan dan menyampaikan pesanannya. Tidak ada obrolan antara
Alma dan Dani.
“alma.” Panggil Dani.
“iya?”
sahut Alma.
“kamu
gak berubah ya?” Tanya Dani memulai percakapan.
“gak
berubah? Emang? Maksudnya apa sih?” Tanya Alma bingung.
“sikap
kamu. Wajah kamu juga gak berubah. Masih cantik kayak dulu.” Jawab Dani.
“astaga.
Aku kira apa. Dani juga gak berubah kok. Masih sering telat kalo nepatin
janji.” Sambung Alma dengan nada bercanda.
“oh
gitu.” jawab Dani singkat.
“engga
lah. Dani masih tetep ganteng, imut. Dan gaya nya itu loh. Masih stay cool.”
Ujar Alma tersenyum. Dani hanya berbalas senyuman manis. Bingung untuk memulai
percakapan. Mungkin, karena sudah lama Alma dan Dani tidak bertemu. Bayangkan
saja,terakhir kali mereka bertemu saat mereka lulus dari Senior High School.
Yap, Alma dan Dani pernah satu Senior High School di salah satu sekolah yang
cukup terkenal akan siswa-siswi nya yang keren dan sekolah ini terbilang cukup
berkelas.
“dani
bulan depan race kan?” Tanya Alma memecah kesunyian antara Alma dan Dani. Pertanyaan
gadis Pakistan-Jepang itu sontak membuat Dani bertanya-tanya dalam benaknya.
(“dari mana dia tau? Apa dia selalu memperhatikan ku? Ah, tidak juga. Mungkin
hanya perasaan ku.”)
“hey,kok malah diam? Aku tadi nanya kan?”
Tanya Alma menatap tajam ke arah Dani.
“oh iya..iya… kau tau darimana?” Tanya
Dani heran.
“tidak penting aku tau darimana. Yang
jelas…. Keep fight dani.” Jawab Alma dengan kata-kata yang menurutnya akan
menjadi support untuk Dani.
“oh iya… muchas gracias Alma.” Kata Dani
tersenyum senang. Tak lama menu yang di pesan sudah siap diantar pelayan. Dani
langsung melahap makanan di atas meja nya, tapi tidak dengan Alma. Ia hanya
melihat makanan yang sedari tadi ada di hadapannya.
“kok gak dimakan alma?
Kenapa?” Tanya Dani bingung.
“hmm, sebenarnya aku tidak lapar.” Jawab Alma
pelan.
“tapi kau udah pesan makanan nya jadi mau tidak mau kau harus
memakannya.” Kata Dani membujuk Alma.
Alma
hanya terdiam. Dani juga ikut bingung, apa yang harus dibicarakan pada Alma.
Mungkin karena mereka berdua sudah lama tidak bertemu. Alma hanya bisa menatap
Dani tanpa sepatah kata pun.
“baik lah. Aku akan memakannya.” Ujar Alma pelan.
Walaupun Alma berjanji ingin memakannya, tapi Alma hanya mengacak-acak pasta
yang sudah ia pesan.
“katanya mau dimakan. Kok malah Cuma di acak-acak aja?”
Tanya Dani yang semakin penasaran dengan sikap Alma. Dari kecil Alma memang
terkenal agak pendiam dan pemalu.
“hmm, iya ini aku makan.” Alma berusaha untuk
menyuapkan sesendok pasta ke dalam mulutnya. Satu suapan sudah ia makan. Kemudian
Alma kembali terdiam.
~~~~~
Nusa Dua, Bali.
Setelah
jam kuliah selesai, Marc mengantar Aline pulang ke rumahnya. Sesampainya di
rumah.
“aku masuk ya lin.” Kata Marc yang mencoba masuk kedalam rumah sederhana
tempat Aline tinggal.
“hus, jangan kamu mau apa? Di luar aja. Kamu tau kan aku
tinggal di rumah ini sendirian? Kalo kamu masuk ke rumah aku, apa kata tetangga
nanti. Aku bisa di cap jadi cewek gak bener.” Ujar Aline panjang lebar.
“uhh,
cerewet. Tenang aja sih. Aku Cuma mau pinjem kamar mandi. Aku kebelet ini.”
Kata Marc sambil menghentak-hentakkan kakinya karena sudah tidak tahan.
“oh iya
iya maaf. Tapi janji ya, Cuma minjem kamar mandi doang. Abis itu kamu langsung
keluar lagi.” Kata Aline. Tanpa jawaban lagi, Marc langsung berlari kedalam kamar
mandi.
Beberapa
menit kemudian. “hah, leganya.” Kata Marc yang sepertinya sudah melepas beban
yang dari tadi ia rasakan.
“marc, maaf ya. Aku tadi gak tau kalo kamu…” omongan
Aline terpotong oleh Marc.
“ah, iya. Tenang aja aku ngerti kok my queen bee.”
Ujar Marc menepuk pundak Aline.
“hah? Queen bee? Kamu pikir lebah? Aku manusia
tau.” Kata Aline sambil bertolak pinggang.
“aduh, mau romantis dikit aja gak
boleh. Oke deh aku gak bakal manggil kamu yang macem-macem lagi my queen
heart.” Sahut Marc tersenyum nakal pada Aline.
“huh, kamuuuuu….” Teriak Aline
sambil menepuk-nepuk pipi Marc.
“ih kok kamu pukul-pukulin pipi aku?” Tanya
Marc heran.
“abis aku mau cubit pipi kamu gak bisa. Kamu kan gak punya pipi.”
Jawab Aline dengan nada bercanda. Kemudian Marc langsung mencubit pipi Aline
yang chubby.
“aaaaahhhhhh……” teriak Aline kesakitan.
“marc,
kira-kira dong. Sakit tau. Gak sayang banget ya sama pacar sendiri?” Tanya
Aline kesal.
“makanya
punya pipi tuh jangan over chubby nya. Kan jadi gemes. Dasar pipi tomat!” ujar
Marc meledek.
“eh,
bagus aku imut. Daripada kamu, pipi datar.” Balas Aline meledek sambil
menjulurkan lidahnya. Dan tiba-tiba Marc menyambar kening Aline dan menciumnya.
“aku pulang dulu ya.” Kata Marc yang menuju ke arah mobil sambil melambaikan
tangannya.
“ahh, marc apa-apaan sih?” Aline sedikit kesal karena ulah Marc yang
mencium keningnya tadi. Tapi, apa boleh buat. Marc yang melakukannya dan Aline
tidak bisa marah karena Marc adalah pacarnya. Aline langsung masuk kedalam kamar dan
merebahkan badannya di spring bed yang cukup empuk dan nyaman. Aline memejamkan
matanya sejenak mencoba untuk tertidur.
*phone ringing*
“halo!”
“Aline!” sahut suara yang ada di
handphone Aline. Dan Aline seperti mengenali suaranya.
“bibi
paaaatttttt.” Jawab Aline dengan nada gembira.
“aline lagi ngapain? Bibi kangen banget sama
aline.” Ujar suara di seberang sana.
“huuaaaahhhh,
aline juga kangen parah sama bibi. Aline baru pulang kuliah. Ada apa bi? Tumben
bibi telfon aline?” Tanya Aline
“oh, bibi mau omongin lagi soal studi kamu. Kamu
jadi kan pindah ke spanyol? Semuanya tergantung dari kamu?” bibi Pat
berbalas tanya.
“iya,
aku mau pindah ke Spanyol bibi. Lagipula aline udah kangen banget sama paman
dan kak alma.” Jawab Aline.
“iya sudah kalau gitu mulai bulan depan kau
harus sudah tiba di Spanyol ya. Karena pendaftaran mahasiswa baru sudah dibuka.”
Ujar bibi Pat.
“bulan
depan? Oke, kebetulan. Ah, ya sudah bi aku lelah sekali. Pengen tiduran
sebentar aja. Ya?”
“oh iya. Maaf kalau bibi mengganggu ya. Ya
udah selamat istirahat aline.”
*tuuttttuuuuuttttuuutttt*
Telefon
terputus dan Aline kembali berusaha memejamkan matanya.
~~~~~
Pasta
di piring Alma sudah agak berkurang.
“alma.” Panggil dani. Alma hanya terdiam
sambil tangannya masih mengacak-acak pasta di piringnya.
“alma, heh cewe. Kok
malah melamun?” Tanya Dani melambaikan tangannya di depan wajah Alma.
“eh ehm
iya, a…ada apa?” Tanya Aline terbata-bata.
“hmm,kamu kenapa sih? Ada masalah
gitu? Kok dari tadi kamu diam aja?” Tanya Dani yang semakin bingung dengan
sikap Alma.
(“alma dulu gak pernah kayak gini. Dulu kalo alma udah ngumpul
bareng temen-temen dia kan yang paling cerewet.”) Kata Dani dalam benaknya.
“aku gak apa-apa kok.” Jawab Alma pelan.
“oh, abis kamu aku tanya diam aja.
Kamu masih marah sama aku? Atau karena tadi ketemu sama alvaro?” Tanya Dani
lagi. Dani tau kalau Alvaro adalah mantannya Alma. Mereka pernah berpacaran
selama hampir setahun. Dan kemudian putus karena diantara Alma dan Alvaro tidak
pernah ada kabar.
“ah, apaan sih. Aku udah gak marah kok. Masalah alvaro….. ya,
dia masa lalu kan? Udahlah yang itu gak usah di bahas.” Jawab Aline dengan
wajah memerah.
Akhirnya
Dani dan Alma saling tertawa.
“ahahahaha… kamu lucu ma.” Kata Dani yang
benar-benar senang saat melihat tawa gadis yang selama ini dia cintai.
“hah?
Aku? Lucu? Lucu apanya sih?ahahahaha.” Tanya Alma sambil tertawa geli dengan
perasaan campur aduk. Akhirnya Dani berhasil memecah kesunyian diantara mereka.
“muka kamu tuh lucu banget. Bikin pengen ketawa mulu tau.” Jawab Dani apa
adanya. Siapa yang gak akan tertawa kalau melihat wajah Alma sedang bengong.
Sebenarnya daritadi Dani ingin ketawa melihat wajah kocak Alma kalau lagi
bengong. Mukanya yang imut tapi kocak. Tapi Dani tetap menjaga sikap karena ini
baru pertama kalinya dia bertemu Alma lagi. Tidak mungkin Dani tertawa di depan
Alma tanpa alasan yang jelas.
“apa? Pasti mau ngatain komuk ya? Iya,terus aja
bilang aku komuk. Dari dulu selalu begitu.” Kata Alma dengan wajah sok galak.
“ih, iya sih kan emang kenyataan. Makanya jangan kebanyakan bengong. Nanti
komuk nya gak ilang-ilang. Jangan marah ya.” Kata Dani yang masih tertawa geli.
“huh,
dasar cowo sok cool. Aku gak marah tapi kesel.” Ujarnya kesal sambil memajukan
bibirnya.
To be continue.......
To be continue.......