Sabtu, 23 November 2013

MotoGP Fanfictions (4th) Be More Beautiful: Anything For You



Main Cast:

Dani Pedrosa

Kichida Almaira

Kichida Caroline

Marc Marquez

Support Cast:

Bibi Patricia

Genre:

Romance, Friendship, Family, Kocak, apa aja deh yaa ^^

Author:

Siti Azhara

Disclaimer:

cerita ini no co-pas dan no bashing... so, enjoy aja =D maaf ya kalo ceritanya makin gak nyambung... Author gak jago2 amat bikin FF =) jadi masih butuh banyak saran... maaf ya kalo ada yang typo ^^
Hope You Like It ^^

~Happy Reading~


“ayo turun.” Ajak Dani. Butuh waktu cukup lama hingga akhirnya sampai di Restaurant kesukaan Alma. Dani dan Alma turun dari mobil dan langsung masuk kedalam restaurant. 

“hah, penuh. Pasti gara-gara kesorean makanya jadi rame.” Ujar Alma sambil melihat-lihat meja mana yang masih kosong. 

“hmm,iya kesorean. Ini semua gara-gara aku kan?” Tanya Dani yang tidak berani menatap Alma. 

“hmm, udahlah. Gak semuanya salah kamu kok.” Jawab Alma yang masih sibuk mencari meja kosong. 

“itu.” Dani menunjuk ke arah meja kosong di kanan baris ke dua dari depan. 

“nah,ayo.” Alma menggandeng tangan Dani dan berlari kecil menuju meja kosong itu. Dani sedikit bingung dengan Alma yang langsung meraih tangan nya. 

“akhirnya kita duduk juga. Gracias dani.” Alma tersenyum manis pada Dani. Tetap dengan gaya nya yang stay cool, Dani mengambil daftar menu yang ada di atas meja nya. 

(“aku senang liat senyum itu lagi. Udah lama dan baru sekarang aku liat gadis yang selama ini aku sayangi tersenyum lagi.”) benak Dani. 

“kau pesan apa?” Tanya Dani 

“kau sendiri pesan apa?” Alma berbalik Tanya.

 “uhm, ice choco cream dan pasta mungkin. Kalau kamu?” Tanya Dani. 

“sama dengan mu.” Jawab Alma singkat.

            Dani langsung memanggil pelayan dan menyampaikan pesanannya. Tidak ada obrolan antara Alma dan Dani.

“alma.” Panggil Dani.
 
            “iya?” sahut Alma.

            “kamu gak berubah ya?” Tanya Dani memulai percakapan.

            “gak berubah? Emang? Maksudnya apa sih?” Tanya Alma bingung.

            “sikap kamu. Wajah kamu juga gak berubah. Masih cantik kayak dulu.” Jawab Dani.

            “astaga. Aku kira apa. Dani juga gak berubah kok. Masih sering telat kalo nepatin janji.” Sambung Alma dengan nada bercanda.

            “oh gitu.” jawab Dani singkat.

            “engga lah. Dani masih tetep ganteng, imut. Dan gaya nya itu loh. Masih stay cool.” Ujar Alma tersenyum. Dani hanya berbalas senyuman manis. Bingung untuk memulai percakapan. Mungkin, karena sudah lama Alma dan Dani tidak bertemu. Bayangkan saja,terakhir kali mereka bertemu saat mereka lulus dari Senior High School. Yap, Alma dan Dani pernah satu Senior High School di salah satu sekolah yang cukup terkenal akan siswa-siswi nya yang keren dan sekolah ini terbilang cukup berkelas.

            “dani bulan depan race kan?” Tanya Alma memecah kesunyian antara Alma dan Dani. Pertanyaan gadis Pakistan-Jepang itu sontak membuat Dani bertanya-tanya dalam benaknya. 

(“dari mana dia tau? Apa dia selalu memperhatikan ku? Ah, tidak juga. Mungkin hanya perasaan ku.”)

“hey,kok malah diam? Aku tadi nanya kan?” Tanya Alma menatap tajam ke arah Dani.

“oh iya..iya… kau tau darimana?” Tanya Dani heran.

“tidak penting aku tau darimana. Yang jelas…. Keep fight dani.” Jawab Alma dengan kata-kata yang menurutnya akan menjadi support untuk Dani.

“oh iya… muchas gracias Alma.” Kata Dani tersenyum senang. Tak lama menu yang di pesan sudah siap diantar pelayan. Dani langsung melahap makanan di atas meja nya, tapi tidak dengan Alma. Ia hanya melihat makanan yang sedari tadi ada di hadapannya. 

“kok gak dimakan alma? Kenapa?” Tanya Dani bingung. 

“hmm, sebenarnya aku tidak lapar.” Jawab Alma pelan. 

“tapi kau udah pesan makanan nya jadi mau tidak mau kau harus memakannya.” Kata Dani membujuk Alma. 

            Alma hanya terdiam. Dani juga ikut bingung, apa yang harus dibicarakan pada Alma. Mungkin karena mereka berdua sudah lama tidak bertemu. Alma hanya bisa menatap Dani tanpa sepatah kata pun. 

“baik lah. Aku akan memakannya.” Ujar Alma pelan. Walaupun Alma berjanji ingin memakannya, tapi Alma hanya mengacak-acak pasta yang sudah ia pesan. 

“katanya mau dimakan. Kok malah Cuma di acak-acak aja?” Tanya Dani yang semakin penasaran dengan sikap Alma. Dari kecil Alma memang terkenal agak pendiam dan pemalu. 

“hmm, iya ini aku makan.” Alma berusaha untuk menyuapkan sesendok pasta ke dalam mulutnya. Satu suapan sudah ia makan. Kemudian Alma kembali terdiam. 


~~~~~
 
Nusa Dua, Bali.


            Setelah jam kuliah selesai, Marc mengantar Aline pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah. 

“aku masuk ya lin.” Kata Marc yang mencoba masuk kedalam rumah sederhana tempat Aline tinggal. 

“hus, jangan kamu mau apa? Di luar aja. Kamu tau kan aku tinggal di rumah ini sendirian? Kalo kamu masuk ke rumah aku, apa kata tetangga nanti. Aku bisa di cap jadi cewek gak bener.” Ujar Aline panjang lebar. 

“uhh, cerewet. Tenang aja sih. Aku Cuma mau pinjem kamar mandi. Aku kebelet ini.” Kata Marc sambil menghentak-hentakkan kakinya karena sudah tidak tahan. 

“oh iya iya maaf. Tapi janji ya, Cuma minjem kamar mandi doang. Abis itu kamu langsung keluar lagi.” Kata Aline. Tanpa jawaban lagi, Marc langsung berlari kedalam kamar mandi. 

            Beberapa menit kemudian. “hah, leganya.” Kata Marc yang sepertinya sudah melepas beban yang dari tadi ia rasakan. 

“marc, maaf ya. Aku tadi gak tau kalo kamu…” omongan Aline terpotong oleh Marc. 

“ah, iya. Tenang aja aku ngerti kok my queen bee.” Ujar Marc menepuk pundak Aline. 

“hah? Queen bee? Kamu pikir lebah? Aku manusia tau.” Kata Aline sambil bertolak pinggang. 

“aduh, mau romantis dikit aja gak boleh. Oke deh aku gak bakal manggil kamu yang macem-macem lagi my queen heart.” Sahut Marc tersenyum nakal pada Aline. 

“huh, kamuuuuu….” Teriak Aline sambil menepuk-nepuk pipi Marc. 

“ih kok kamu pukul-pukulin pipi aku?” Tanya Marc heran. 

“abis aku mau cubit pipi kamu gak bisa. Kamu kan gak punya pipi.” Jawab Aline dengan nada bercanda. Kemudian Marc langsung mencubit pipi Aline yang chubby. 

“aaaaahhhhhh……” teriak Aline kesakitan.

            “marc, kira-kira dong. Sakit tau. Gak sayang banget ya sama pacar sendiri?” Tanya Aline kesal.

            “makanya punya pipi tuh jangan over chubby nya. Kan jadi gemes. Dasar pipi tomat!” ujar Marc meledek.

            “eh, bagus aku imut. Daripada kamu, pipi datar.” Balas Aline meledek sambil menjulurkan lidahnya. Dan tiba-tiba Marc menyambar kening Aline dan menciumnya. 

“aku pulang dulu ya.” Kata Marc yang menuju ke arah mobil sambil melambaikan tangannya.
  
“ahh, marc apa-apaan sih?” Aline sedikit kesal karena ulah Marc yang mencium keningnya tadi. Tapi, apa boleh buat. Marc yang melakukannya dan Aline tidak bisa marah karena Marc adalah pacarnya.  Aline langsung masuk kedalam kamar dan merebahkan badannya di spring bed yang cukup empuk dan nyaman. Aline memejamkan matanya sejenak mencoba untuk tertidur.

*phone ringing*

            “halo!”

            Aline!” sahut suara yang ada di handphone Aline. Dan Aline seperti mengenali suaranya.

            “bibi paaaatttttt.” Jawab Aline dengan nada gembira.

            aline lagi ngapain? Bibi kangen banget sama aline.” Ujar suara di seberang sana.

            “huuaaaahhhh, aline juga kangen parah sama bibi. Aline baru pulang kuliah. Ada apa bi? Tumben bibi telfon aline?” Tanya Aline

            oh, bibi mau omongin lagi soal studi kamu. Kamu jadi kan pindah ke spanyol? Semuanya tergantung dari kamu?” bibi Pat berbalas tanya.

            “iya, aku mau pindah ke Spanyol bibi. Lagipula aline udah kangen banget sama paman dan kak alma.” Jawab Aline.

            iya sudah kalau gitu mulai bulan depan kau harus sudah tiba di Spanyol ya. Karena pendaftaran mahasiswa baru sudah dibuka.” Ujar bibi Pat. 

            “bulan depan? Oke, kebetulan. Ah, ya sudah bi aku lelah sekali. Pengen tiduran sebentar aja. Ya?” 

            oh iya. Maaf kalau bibi mengganggu ya. Ya udah selamat istirahat aline.” 

*tuuttttuuuuuttttuuutttt*

            Telefon terputus dan Aline kembali berusaha memejamkan matanya. 


~~~~~


            Pasta di piring Alma sudah agak berkurang. 

“alma.” Panggil dani. Alma hanya terdiam sambil tangannya masih mengacak-acak pasta di piringnya. 

“alma, heh cewe. Kok malah melamun?” Tanya Dani melambaikan tangannya di depan wajah Alma. 

“eh ehm iya, a…ada apa?” Tanya Aline terbata-bata. 

“hmm,kamu kenapa sih? Ada masalah gitu? Kok dari tadi kamu diam aja?” Tanya Dani yang semakin bingung dengan sikap Alma.

 (“alma dulu gak pernah kayak gini. Dulu kalo alma udah ngumpul bareng temen-temen dia kan yang paling cerewet.”) Kata Dani dalam benaknya. 

“aku gak apa-apa kok.” Jawab Alma pelan. 

“oh, abis kamu aku tanya diam aja. Kamu masih marah sama aku? Atau karena tadi ketemu sama alvaro?” Tanya Dani lagi. Dani tau kalau Alvaro adalah mantannya Alma. Mereka pernah berpacaran selama hampir setahun. Dan kemudian putus karena diantara Alma dan Alvaro tidak pernah ada kabar. 

“ah, apaan sih. Aku udah gak marah kok. Masalah alvaro….. ya, dia masa lalu kan? Udahlah yang itu gak usah di bahas.” Jawab Aline dengan wajah memerah.
 
            Akhirnya Dani dan Alma saling tertawa. 

“ahahahaha… kamu lucu ma.” Kata Dani yang benar-benar senang saat melihat tawa gadis yang selama ini dia cintai. 

“hah? Aku? Lucu? Lucu apanya sih?ahahahaha.” Tanya Alma sambil tertawa geli dengan perasaan campur aduk. Akhirnya Dani berhasil memecah kesunyian diantara mereka. 

“muka kamu tuh lucu banget. Bikin pengen ketawa mulu tau.” Jawab Dani apa adanya. Siapa yang gak akan tertawa kalau melihat wajah Alma sedang bengong. Sebenarnya daritadi Dani ingin ketawa melihat wajah kocak Alma kalau lagi bengong. Mukanya yang imut tapi kocak. Tapi Dani tetap menjaga sikap karena ini baru pertama kalinya dia bertemu Alma lagi. Tidak mungkin Dani tertawa di depan Alma tanpa alasan yang jelas. 

“apa? Pasti mau ngatain komuk ya? Iya,terus aja bilang aku komuk. Dari dulu selalu begitu.” Kata Alma dengan wajah sok galak. 

“ih, iya sih kan emang kenyataan. Makanya jangan kebanyakan bengong. Nanti komuk nya gak ilang-ilang. Jangan marah ya.” Kata Dani yang masih tertawa geli.

            “huh, dasar cowo sok cool. Aku gak marah tapi kesel.” Ujarnya kesal sambil memajukan bibirnya. 

To be continue.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar